Osaka, Surga Belanja Bagi Shopaholic



 Kawasan Shinsaibashi

0saka merupakan kota kedua terbesar setelah Tokyo. Di kota ini ada dua bandara internasional, yakni Bandara Itami dan Bandara Internasional Kansai. Beberapa turis dari Malaysia, Korea dan Taiwan yang satu penginapan dengan saya, mereka selama di Jepang hanya eksplor Osaka saja. Dan bagi mereka banyaknya tiket promo untuk ke Osaka rata--rata kunjungan mereka ke Osaka untuk yang kesekian kalinya.

Karena aksesnya yang dekat ke beberapa kota wisata utama di Jepang, seperti Kyoto dan Nara, Osaka menjadi kota yang ramai dikunjungi wisatawan. Jika Disneyland adanya di Tokyo, maka Universal Studio Jepang adanya di Osaka. Sama halnya dengan di Tokyo, sistem transportasi di Osaka juga tidak kalah rumitnya jika hanya dilihat sekilas, tapi setelah dipahami, sama saja dengan di Tokyo, tidak akan nyasar jika bisa membaca rute dan memastikan di stasiun mana akan turun.


Osaka juga merupakan surga belanja, tepatnya di kawasan Shinsaibashi. Ini merupakan kawasan pusat belanja dan juga kuliner non halal di Osaka. Untuk kuliner halal katanya ada juga di lokasi ini, tapi karena luasnya lokasi saya tidak menemukannya. Di kawasan ini ada bagian yang khusus deretan toko-toko yang menjual berbagai produk dengan barang-barang branded dunia. Tapi sisi lainnya ada produk-produk khas Jepang atau brand Jepang.

Lokasi ini selalu ramai, tidak hanya oleh turis mancanegara tapi juga ramai oleh turis lokal Jepang yang datang dari berbagai daerah di Jepang, seperti Tokyo dan beberapa kota disekitar Osaka.  Dan ternyata kawasan ini bisa dicapai dengan jalan kaki dari tempat saya menginap di daerah Namba.

 Shinsaibashi
Bagi yang tidak suka belanja, banyak kok yang bisa dilihat di Osaka, diantaranya castle. Namun, karena keterbatasan waktu, untuk castle saya hanya melihat castle Nijo yang ada di Kyoto, di Osaka saya justru mencari Osaka Masjid. Kemudian dilanjutkan mengunjungi masjid Kobe.

Kesan pertama saya dengan kota Osaka, awalnya sempat mengecewakan. Pertama keluar dari stasion JR, tidak ada keramaian yang saya lihat. Suasana jalan tampak sepi. Namun kondisi tersebut berbeda 100 derajat ketika saya menemukan beberapa tempat yang ternyata jadi daerah yang banyak dikunjungi wisatawan di kota ini, yakni Namba dan Shinsaibashi. Hal ini hanya disebabkan, salah ke luar gate, padahal disisi gate yang lain suasana jauh lebih ramai.

Dari Osaka, selain dekat ke Kobe dan Kyoto yang banyak wisata sejarahnya, diantaranya kastil Nijo. Kastil Nijo merupakan sebuah kastil yang menjadi kediaman resmi shogun saat berkunjung ke Kyoto. Sekilas tentang sejarah Jepang, periode Edo yang dimulai sejak tahun 1603-1867 merupakan eranya shogun (jendral tertinggi) memegang tampuk kekuasaan. Pada masa itu, pengaruh shogun jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pengaruh Kaisar, dan Kaisar hanya berperan sebagai simbol saja.

Shogun Tokugawa Ieyasu yang merupakan pendiri era keshogunan dan menjadi shogun pertama kemudian pemerintahan di Edo (saat ini menjadi Tokyo).Shogun pun membangun kastilnya di Kyoto untuk memudahkan aktifitasnya jika bepergian dari Tokyo ke Kyoto dan sebaliknya, sekaligus untuk memperluas pengaruh shogun. Proses pembangunan kastil ini pun mulai dirintis sejak tahun 1601, dan memakan waktu berpuluh tahun hingga akhirnya selesai pada era pemerintahan shogun Tokugawa Iemitsu (tahun 1926).

Area kastil ini sendiri dibedakan ke dalam 3 bagian: honmaru (daerah perlindungan utama), ninomaru (daerah perlindungan terluar), serta sejumlah taman yang terdapat di sekeliling honmaru, ninomaru, dan diantara keduanya. Seluruh area kastil ini dibatasi oleh dinding tinggi berwarna putih, dan parit besar (terdapat di sekeliling ninomaru dan juga honmaru) yang merupakan bagian dari sistem pertahanan kastil. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masjid Kobe, Masjid Tertua di Jepang

Rincian Biaya Dua Minggu Traveling di Turki

Total Biaya dan Itinerary 20 Hari Traveling di India